Langsung ke konten utama

Catatan & Renungan Akhir Tahun 2010

Kami Kelompok Ternak Pucak Manik sebagai Kelompok Tani Ternak Sapi Bali, yang kini merupakan salah satu proyek percontohan Pemerintah Provinsi Bali dalam sistem pertanian terintegrasi yang di bali lebih dikenal dengan istilah SIMANTRI atau Sistem Management Pertanian Terintegrasi dalam rangka mewujudkan Visi Bali Organik, Bali Clean, Bali Green dan Bali Mandara, setiap akhir tahun berkewajiban memberikan gambaran pembangunan kelompok kepada anggota kelompok sesuai dengan amanat AD/ART kelompok berupa Catatan Pembangunan Kelompok dan laporan Pertanggung jawaban Tahunan Kelompok.

Rapat Anggota Tahunan ini disamping sebagai wujud tanggung jawab pengurus juga sebagai bentuk transparansi pengurus kepada anggota kelompok serta sebagai ajang menyerap informasi, kritik dan saran dalam pembangunan kelompok kedepan yang akan dituangkan dalam Program Kerja Kelompok baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Sebagai Tanggung Jawab Pengurus dalam moment RAT kali ini kami melaporkan berbagai aspek tidak hanya dari sisi keuangan kelompok, diantaranya :
1. Laporan Aset dan Kekayaan Kelompok
2. Pelaksanaan Program dan Pencapaian Program Pembangunan Kelompok
3. Deraf Rencana Pembangunan Kelompok
4. Catatan-catatan Pelaksanaan Kelompok 


Dalam pelaksanaan Pembangunan Dikelompok pada tahun ini jelas tercapai peningkatan pembangunan, hal ini terlihat nyata dari sisi aset kelompok yang semakin meningkat, penyempurnaan beberapa Administrasi dan System Administrasi Kelompok baik buku keuangan maupun Non keuangan, ketersediaan aturan dasar AD/ART, dan keberhasilan penyusunan Awig dalam kelompok, secara managgerial dan administrasi akan terus ditingkatkan kedepan, sejalan dengan pembangunan Maind Set dan SDM pengurus.
Dari sisi Pengetahuan Anggota Kelompok / SDM anggota kelompok terus meningkat, hal ini terbukti dengan Bintek yang telah diberikan dari berbagai pihak terkait, pemahaman konsep pertanian dengan teknologi tepat guna. disamping SDM kesejahteraan petani sudah semakin dirasakan oleh anggota kelompok walaupun belum begitu besar, namun gambaran perekonomian kedepan sudah dirasakan akan semakin meningkat, terbukti dengan penadapatan dari pupuk organik padat, dan pupuk organik cair dari BIO-URINE sapi-sapi mereka, tersedianya energi alternatif dari BIO GAS.
Dulu petani menjual Kotoran sapi mentah/belum di fermentasi dengan harga Rp. 2500/Kampil dengan berat kira-kira 25 kg, kini petani menjual kotoran yang di fermentasi dengan harga Rp. 1000/Kg atau Rp. 25.000/Kampil berat 25kg.
Dulu petani tidak mengenal BIO-Urine, kini BIO-Urine dari sapi bali dikumpulkan dan dijadikan pupuk organik cair, dijual dengan harga Rp. 1000/liter (curah/belum termasuk kemasan).
Dulu petani tidak mengenal BIOGAS, kini petani telah mengenal Biogas dan merasakan manfaatnya langsung untuk memasak dan lampu penerangan. petani tidak lagi ikut-ikutan membabat hutan untuk kayu bakar dapur mereka. Hebat bukan...! INILAH SIMANTRI.
Mungkin banyak lagi cerita yang belum bisa kami sampaikan, dengan ini kami mengharapkan kedatangan pembaca ke kelompok kami dan mendengarkan langsung cerita-cerita dari petani tua di desa kami.

Sebagai Bahan Renungan, kami kutip sebuah kalimat penuh makna dari seorang penulis yang bernama "GEORGE CARLIN" berikut :

Paradox of Our Time
The paradox of our time in history is that we have taller buildings but
shorter tempers, wider freeways, but narrower viewpoints. We spend more, but  have less, we buy more, but enjoy less. We have bigger houses and smaller families, more conveniences, but less time. We have more degrees but less sense, more knowledge, but less judgment, more experts, yet more problems, more medicine, but less wellness.
We drink too much, smoke too much, spend too recklessly, laugh too little,
drive too fast, get too angry, stay up too late, get up too tired, read too
little, watch TV too much, and pray too seldom.
We have multiplied our possessions, but reduced our values. We talk too
much, love too seldom, and hate too often. We’ve learned how to make a
living, but not a life. We’ve added years to life not life to years. We’ve
been all the way to the moon and back, but have trouble crossing the street
to meet a new neighbour. We conquered outer space but not inner space. We’ve
done larger things, but not better things. We’ve cleaned up the air, but
polluted the soul. We’ve conquered the atom, but not our prejudice. We write
more, but learn less. We plan more, but accomplish less. We’ve learned to
rush, but not to wait. We build more computers to hold more information, to
produce more copies than ever, but we communicate less and less.
These are the times of fast foods, and slow digestion, big men and small
character, steep profits and shallow relationships. These are the days of
two incomes but more divorce, fancier houses, but broken homes. These are
days of quick trips, disposable diapers, throwaway morality, one night
stands, overweight bodies, and pills that do everything from cheer, to
quiet, to kill. It is a time when there is much in the showroom window and
nothing in the stockroom. A time when technology can bring this letter to
you, and a time when you can choose either to share this insight, or to just
hit delete.
Remember, spend some time with your loved ones, because they are not going
to be around forever. Remember, say a kind word to someone who looks up to
you in awe, because that little person soon will grow up and leave your
side. Remember, to give a warm hug to the one next to you, because that is
the only treasure you can give with your heart and it doesn’t cost a cent.
Remember, to say, “I love you” to your partner and your loved ones, but
most of all mean it. A kiss and an embrace will mend hurt when it comes from
deep inside of you. Remember to hold hands and cherish the moment for
someday that person will not be there again. Give time to love, give time to
speak, and give time to share the precious thoughts in your mind.
Life is not measured by the number of breaths we take, but by the moments that take our breath away.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Alat Tradisional Pertanian

Pulau Bali, pulau kecil munggil nan unik dengan segala keindahan panorama alam nya, dengan keunikan budayanya telah berhasil memikat hati para wisatawan di dunia. Berbicara soal keindahan panaroma Alam Bali, Keunikan Budaya Bali dan Pesatnya Pariwisata Bali kita tidak bisa terlepas dari sebuah dunia yang disebut Pertanian Bali. Pertanian di bali memiliki pertalian yang erat antara Budaya, Agama, Alam Bali dan Pariwisata di Bali. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri. Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas  mengenai alat

BIODYNAMIC FARMING = ORGANIK PLUS

Kemaren habis keja Keras, bangun pagi pun telat, lalu stel TV chanel NHK, Tiba-tiba Dwee...ng, dapet info pertanian BIODYNAMIC FARMING , Luar biasa...! bagi petani seperti saya yang sama sakeli belum mengenal dunia pertanian secara utuh. Paman Google Bekerja saat itu juga, dapetnya info berbahasa inggris, akalpun datang...! Twing..! Twing...! Paka bantuan Translate, walaupun belepotan tapi kanggoin aja yang penting tau sedikit-sedikit mengenai BIODYNAMIC FARMING. Tulisan ini kami kutip dari berbagai sumber, mudah-mudahan berguna bagi kita semua.   BIODYNAMIC FARMING Secara Etimologi Istilah BIODYNAMIC berasal dari 2 suku kata yakni BIO dan DYNAMIC , yang kedua suku kata tersebut diambil dari bahasa yunani. BIO atau BIOS yang Berarti Hidup dan DYNAMIC atau DINAMIS yang berarti Energi atau Kekuatan Pendorong. Jadi Biodynamic merupakan kombinasi dari praktek biologis dan dinamis.

Administrasi Kelompok Tani / Gapoktan

Bagi Kami pada awal-awal pendirian Kelompok Ternak Pucak Manik sebagai Kelompok Tani Ternak Sapi Bali , yang merupakan salah satu proyek percontohan Pemerintah Provinsi Bali dalam sistem pertanian terpadu / Sistem Pertanian Terintegrasi yang di bali lebih dikenal dengan istilah SIMANTRI yakni Sistem Management Pertanian Terintegrasi dalam rangka menuju visi bali organik, bali clean dan bali mandara, ini kami banyak di bimbing oleh seorang PPL yang sangat baik diterima dihati Anggota kelompok kami, Beliau adalah : Bapak I Made Santiyasa, SP. beliau banyak memberi arahan dan bimbingan  agar kelompok kami maju dan berkembang, untuk itu salah satunya kami harus memulai dengan tertib Administrasi dalam kelompok, tersedianya kelengkapan administrasi pembukuan yang baik.  adapun buku-buku yang mesti dilengkapi Baik buku keuangan maupun buku  non keuangan. Dengan ini kami ingin berbagi kepada para petani yang baru membentuk kelompok tani (POKTAN) maupun GAPOKTAN, beberapa contoh Admisitra