Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Keuntungan Dalam Membangun Usaha Berkelompok

Desa Lokapaksa , Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng merupakan salah satu desa dengan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, baik petani lahan basah (sawah) maupun lahan tegalan/lahan kering yang sekaligus para petani memelihara ternak sapi sebagai sampingan. Lembaga/Organisasi sektor pertanian yang sudah sangat terkenal keberadaannya di bali yakni SUBAK, baik Subak Sawah maupun Subak Tegalan atau yang lebih dikenal dengan Subak Abian ,  Kebaradaan Organisasi ini sudah secara turun temurun dilakukan di bali. Di desa lokapaksa yang terdiri dari 3 subak sawah ( Subak Uma Desa, Subak Lebah Semawa dan Subak Tegal Intaran) serta 1 Subak Abian yakni Subak Abian Bila Sari, tergabung dalam wadah GAPOKTAN TRI LOKA AMERTHA beserta Kelompok-kelompok Tani lainnya seperti Kelompok Ternak Pucak Manik . Jika kita melihat sisi kesadaran Masyarakat dalam berorganisasi, membangun usaha bersama secara berkelompok, ditengah dijaman yang dihantui rasa ketidak percayaan masyarakat

Awig Sebagai Salah Satu Landasan Hukum Kelompok

Dalam pergaulan hidup sehari hari kita senantiasa diatur oleh peraturan, baik yang tertulis Maupun peraturan tidak tertulis. Demikian juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua kegiatan warganegara diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Didalam kehidupan sosial kemasyarakatan di Bali pada umumnya tidak terlepas dari konsep "Tri Hita Karana", Pengertian Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang menyebabkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Konsep ini muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat di Bali yang mana keharmonisan hubungan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan alam dan antar sesama manusia itu sendiri. Perpaduan tiga unsur itu secara harmonis sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman, tenteram dan damai secara lahiriah maupun bathiniah. Seperti inilah gambaran kehidupan sosial kemasyarakatan di Bali yang berpolakan Tri Hita Karana.

BIODYNAMIC FARMING = ORGANIK PLUS

Kemaren habis keja Keras, bangun pagi pun telat, lalu stel TV chanel NHK, Tiba-tiba Dwee...ng, dapet info pertanian BIODYNAMIC FARMING , Luar biasa...! bagi petani seperti saya yang sama sakeli belum mengenal dunia pertanian secara utuh. Paman Google Bekerja saat itu juga, dapetnya info berbahasa inggris, akalpun datang...! Twing..! Twing...! Paka bantuan Translate, walaupun belepotan tapi kanggoin aja yang penting tau sedikit-sedikit mengenai BIODYNAMIC FARMING. Tulisan ini kami kutip dari berbagai sumber, mudah-mudahan berguna bagi kita semua.   BIODYNAMIC FARMING Secara Etimologi Istilah BIODYNAMIC berasal dari 2 suku kata yakni BIO dan DYNAMIC , yang kedua suku kata tersebut diambil dari bahasa yunani. BIO atau BIOS yang Berarti Hidup dan DYNAMIC atau DINAMIS yang berarti Energi atau Kekuatan Pendorong. Jadi Biodynamic merupakan kombinasi dari praktek biologis dan dinamis.

Katanya, Bertani Tidak Membuat Bangga

Ada ribuan alasan kenapa generasi muda Bali sekarang memilih meninggalkan kehidupan bertani di desa, salah satu alalsan yang yidak bisa dibantah adalah, bahwa bertani tidak bisa menjamin kehidupan hari esok lebih baik, bahwa profesi sebagai petani tidak mampu membuat generasi muda merasa bangga. Ini sangat masuk akal, lihat saja para petani tradisional di desa-desa, siklus kehidupan mereka dari dulu hingga sekarang tak ubahnya seperti gasing yang dipaksa menjadi bandul jaman. berputar tergantung di tempat semula dan tak bisa beranjak. terkadang acap kali berbenturan dengan berbagai masalah, kemudian terkapar dalam kondisi yang sama dan di tempat yang sama pula. Jika ada anak muda yang mengatakan bahwa anak muda enggan menjadi petani semata mata karena tidak mau ber belepotan dengan lumpur atau gengsi, ini salah besar. sebab ketika pergi mencari kerja dikota, pekerjaan yang mereka dapatkan tidak jauh dari debu, cipratan air serta keringat, bedanya pekerjaan dikota bisa m