Langsung ke konten utama

Membangun Lembaga Keuangan Petani di Desa

Desa Lokapaksa memiliki potensi yang sangat besar di bidang pertanian, namum sangat disayangkan sekali potensi yang besar tersebut tidak dibarengi dengan kemajuan ekonomi penduduknya yakni petani itu sendiri, juga tidak dibarengi dengan penumbuhan lembaga keuangan yang tangguh di tingkat desa entah dimana asal muasal dan sebab LPD yang sudah sedari dulu dikembangkan tidak pernah menunjukkan perkembangannya, yang sudah sedari dulu kala mendapat banyak suntikan dana dari pemerintah tidak pula menunjukkan kemajuan, bahkan sebuah lembaga CBD yang diharapkan bisa menjadi Lembaga Ekonomi Mikro di pedesaan hingga kini keberadaanya entah dimana....!

Bagi masyarakat kecil seperti kami kaum tani, semua ini sangat mengherankan sekali, desa yang kaya potensi kalah telak dengan desa yang miskin potensi, lihat saja desa-desa kering di bali barat, adalah desa tetangga kami seperti desa Sanggah Langit, Desa Musi, Desa Pejarakan dan Desa Sumber Kima, LPD di desa-desa tersebut sangat berkembang dan bahkan maju pesat, padahal potensi desanya kalah dengan desa kami. 
Hal ini membuat kami jengah apa sebetulnya yang terjadi dan apa akar permasalahan hingga desa kami seperti ini, ternyata ada beberapa faktor diantaranya :
1. Ketidak Tegasan Pengelola Desa (Aparat Desa, BPD dan Desa Adat) dalam menjalankan kewajibanya. Sebuah Bukti nyata : Aparat Desa, BPD dan Desa Adat tidak berani menindak tegas para penunggak cicilan CBD dan LPD. Aturan yang ada hanya sebatas "GRETAK SAMBAL" Semata.
2. Kemiskinan dan Kemalasan serta Premanisasi tubuh subur sehingga masyarakat lebih mengutamakan otot dibandingkan otak dalam penyelesaian permasalahan.
3. Kesadaran bebrapa anggota Masyarakat dalam menjaga nama baik diri sendiri dan nama baik desa sangat rendah.

Dalam Hal ini kami bukan berarti mengungkap kebobrokan desa, tapi itulah sebuah kenyataan yang terjadi yang tidak harus kita tutup-tutupi sehingga kelihatan tampak indah dari luar namun begitu kasar didalamnya selayaknya "Tahi Kuda".
Sebagai wujud cinta kami pada desa, kami dari petani terpencil tidak hanya bisa mengkritisi saja, namun kami akan beri sebuah contoh suri tauladan bagaimana kami membangun diri sendiri, membangun kelompok kami, Membangun banjar dan membangun desa ini.
Nah Melalui sebuah perjalanan kami di KTT. Pucak Manik, akhirnya singkat cerita kami telah membentuk Koperasi Tani (KOPTAN) Werdhi Sadhana, Kini tepat sudah setahun koperasi ini kami ikrarkan dan telah berjalan pra koperasi, tinggal menunggu beberapa langkah saja menuju badan hukum (BH) seperti yang kami cita-citakan sebelumnya.
Dari awal berdirinya Koperasi ini sebenarnya hanya "bermodalkan dengkul" yakni Simpanan Pokok anggota pendiri sebesar Rp. 100.000,- X 24 Orang anggota Pendiri, Simpanan Wajib Rp. 10.000,- X 3 Bulan dibayar sekalian X 24 Orang anggota Pendiri dan Tabungan Para anggota pendiri rata-rata Rp. 370.000,-/anggota pendiri, ditambah dengan Pengelolaan Aset KTT. Pucak Manik dan hingga kini telah berhasil mengelola unit simpan pinjam hampir mencapai Rp. 100.000.000,-
Bagi kami pencapain tersebut adalah hal yang sangat lauar biasa, kami para petani yang sebagian besar anggota pendiri KOPTAN ini adalah anggota KTT. Pucak Manik, dan kini keanggotaan KOPTAN Werdhi Sadhana telah dibuka untuk umum sesuai dengan ketentuan AD/ART KOPTAN, anggota sebagian besar dari beberapa kelompok yang ada di desa kami diantaranya KTT. Murdha Sadhana, KWT. Manik Amertha, dan ada anggota dari luar desa kami yakni dari desa Ularan yakni KTT. Munduk Sari yang merupakan kelompok inti SIMANTRI 064 Gapoktan Sabha karya Winangun Desa Ularan yang juga merupakan Salah Satu Juara SIMANTRI Tahun 2011 ukut bergabung dalam koperasi kami.
Kami di kelompok dan di koperasi akan selalu merangkul kelompok-kelompok yang betul-betul mau maju, bukan kelompok yang model "pedati" dan "merpati" yang banyak keberadaannya. Kami memiliki keyakinan bahwa melalui koperasi ini kedepan akan menjadi lembaga keuangan yang kuat dan akan mampu memberi kesejahteraan bagi para anggotanya.
Kami memiliki keyakinan bahwa kedepan kelak ketiaka koperasi ini semakin dewasa maka kesejahteraan ekonomi masyarakat lokapaksa atas, khususnya Banjar Bukit Sakti dan Banjar Sorga Desa Lokapaksa akan jauh lebih maju dan mapan dibandingkan Banjar-banjar yang lainnya.

TUJUAN KOPTAN WERDHI SADHANA
Adapun Yang menjadi Tujuan Dari KOPTAN WERDHI SADHANA adalah : 
  1. KOPTAN WERDHI SADHANA Menjadi Lembaga Keuangan Agribisnis  sebagai wadah kegiatan ekonomi dan sosial yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa tidak hanya di desa loapaksa, tetapi mampu berjalan di Wilayah Kerja KOPERASI.
  2. Memberi Pengetahuan kepada para anggotanya untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan usaha di sektor pertanian dari hulu hingga hilir menjadi lebih Mandiri.
  3. KOPTAN WERDHI SADHANA Dengan Semangat Visi dan Misi KOPTAN yakni meningkatkan rasa kekeluargaan dan sikap gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat 
  4. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat melalui sisa hasil usaha (SHU)
  5. Mensejahterakan Anggota dalam hal ini petani pada umumnya sesuai dengan Azas dan Tujuan Kebersamaan Koperasi yakni dari Anggota, Oleh Anggota dan Untuk Anggota Koperasi itu sendiri.
KEGIATAN USAHA KOPTAN WERDHI SADHANA
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka kegiatan Usaha KOPTAN WERDHI SADHANA meliputi kegiatan usaha di sektor pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir yakni :
  1. Melaksanakan kegiatan usaha Unit Simpan Pinjam yang dikelola secara terpisah dari unit usaha lainnya dengan menghimpun simpanan berjangka dan tabungan dari anggota dan calon anggotanya, Koperasi lain, Kelompok Tani (KOPTAN) dan atau anggotanya, memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggotanya, Koperasi lain, Kelompok Tani (KOPTAN) dan atau anggotanya.
  2. Melaksanakan kegiatan usaha pemasaran / distribusi hasil-hasil pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir, seperti SAPROTAN, Penyaluran Bibit dan Pupuk, penyaluran hasil usaha dibidang pertanian.
  3. Melaksanakan kegiatan usaha jasa
  4. Mengadakan pendidikan dan latihan serta penyuluhan / penerangan untuk meningkatkan dan pengembangan usaha anggota.
  5. Sebagai mitra kerja dalam rangka pengadaan penyaluran barang dan jasa dengan Perusahaan, Koperasi,  Kelompok Tani (KOPTAN) dan lainnya.

APAKAH YANG TERJADI 10 TAHUN KEDEPAN DI WILAYAH LOKAPAKSA BAGAIAN ATAS VS WILAYAH BAGAIAN BAWAH.....?
I. WILAYAH BANJAR SORGA DAN SORGA MEKAR
Wilaayah banjar ini memiliki potensi yang sangat besar di sektor perkebunan dengan wilayah bajar yang luas dan SDM yang mendukung, kini sedang dikembangkan perkebunan pisang, kakao, Durian bangkok, kopi dan cengkih dengan potensi kedepan akan mampu menyaingi desa unggahan dalam produksi komoditi tersebut.
II. WILAYAH BAJAR BUKIT SAKTI ATAS
Wilayah banjar ini memiliki wilayah yang paling luas diantara banjar lainnya dan bahkan mengalahkan luas desa ularan dan desa umeanyar, menjadi kelian banjar di bukit sakti akan sama dengan menjadi kepala desa di desa ularan dan umeanyar...!, makanya kader yang paling pas meminpin desa lokapaksa adalah kader dari banjar bukit sakti kenapa...?
SDM banjar ini kini sudah sangat mapan, hampir 95% anak-anak bukit sakti tamat SMA, dan yang melanjutkan kuliah D1, D2, D3, dan S1 sangat banyak. Potensi Wilayah Adalah sebagai Sentra Pengembangan Peternakan yakni Sapi Bali oleh KTT. PUCAK MANIK dan KTT. Murdha Sadhana, Ayam buras dan Babi oleh KWT. Manik Amertha, Pusat pengembangan Lembaga Keuangan dan Perekonomian oleh KOPTAN Werdhi Sadhana, serta komoditi unggulan dari Perkebunan mangga, kelapa, rambutan, kayu jati, dan beberapa penghasil padi oleh Subak abian Bila Sari dan Subak Lebah Semawa sendiri, serta banyaknya industri pertukangan meubel kayu serta home industri yang mengolah hasil turunan pertanian seperti keripik yang semuanya itu berada dibawah nanungan KOPTAN Werdhi Sadhana 
III. WILAYAH BANJAR LAINNYA
Wilayah lainya yang berada di pusat keramaian desa sebagian besar tidak bisa di proyeksikan arah pengembangannya kedepan...!, lahan sempit, Penduduk nya padat kedepan ini potensial sebagai buruh tenaga kerja bukan penyedia kerja bagi yang lainnya. 

Dari Urain diatas dapat kami gambarkan bahwa yang menjadi tulang punggung perekonomian kedepan bagi desa lokapaksa adalah wilayah yang potensi pertaniannya sangat tinggi dan masyarakatnya maju pola pikirnya, yakni di wilayah atas nah untuk bisa menuju kearah tersebut maka dibentuklah sebuah lembaga keuangan bagi para petani di desa lokapaksa yakni KOPTAN WERDHI SADHANA

Komentar

  1. Mudah2an apa yang menjadi cita-cita bapak tercapai,dan siapapun berhak memimpin suatu wilaya( Banjar / Desa ) asalkan ybs mempunyai kemampuan dan kemauan tidak peduli mau dari Lokapaksa atas maupun lokapaksa lainnya,suksma

    BalasHapus
  2. luar biasa pak....hampir setiap jam kosong saya setiap harinya saya selalu membaca blog ini....terima kasih sudah jadi inspirasi bagi kami...petani di timor leste

    BalasHapus
  3. luar biasa pak....hampir setiap jam kosong saya setiap harinya saya selalu membaca blog ini....terima kasih sudah jadi inspirasi bagi kami...petani di timor leste

    BalasHapus

Posting Komentar

Mohon komentar mengenai blog ini, atas artikel, segala kekurangan dan kelebihan dalam blog ini demi kemajuan blog ini, Terimakasih...!

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Alat Tradisional Pertanian

Pulau Bali, pulau kecil munggil nan unik dengan segala keindahan panorama alam nya, dengan keunikan budayanya telah berhasil memikat hati para wisatawan di dunia. Berbicara soal keindahan panaroma Alam Bali, Keunikan Budaya Bali dan Pesatnya Pariwisata Bali kita tidak bisa terlepas dari sebuah dunia yang disebut Pertanian Bali. Pertanian di bali memiliki pertalian yang erat antara Budaya, Agama, Alam Bali dan Pariwisata di Bali. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri. Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas  mengenai alat

BIODYNAMIC FARMING = ORGANIK PLUS

Kemaren habis keja Keras, bangun pagi pun telat, lalu stel TV chanel NHK, Tiba-tiba Dwee...ng, dapet info pertanian BIODYNAMIC FARMING , Luar biasa...! bagi petani seperti saya yang sama sakeli belum mengenal dunia pertanian secara utuh. Paman Google Bekerja saat itu juga, dapetnya info berbahasa inggris, akalpun datang...! Twing..! Twing...! Paka bantuan Translate, walaupun belepotan tapi kanggoin aja yang penting tau sedikit-sedikit mengenai BIODYNAMIC FARMING. Tulisan ini kami kutip dari berbagai sumber, mudah-mudahan berguna bagi kita semua.   BIODYNAMIC FARMING Secara Etimologi Istilah BIODYNAMIC berasal dari 2 suku kata yakni BIO dan DYNAMIC , yang kedua suku kata tersebut diambil dari bahasa yunani. BIO atau BIOS yang Berarti Hidup dan DYNAMIC atau DINAMIS yang berarti Energi atau Kekuatan Pendorong. Jadi Biodynamic merupakan kombinasi dari praktek biologis dan dinamis.

Administrasi Kelompok Tani / Gapoktan

Bagi Kami pada awal-awal pendirian Kelompok Ternak Pucak Manik sebagai Kelompok Tani Ternak Sapi Bali , yang merupakan salah satu proyek percontohan Pemerintah Provinsi Bali dalam sistem pertanian terpadu / Sistem Pertanian Terintegrasi yang di bali lebih dikenal dengan istilah SIMANTRI yakni Sistem Management Pertanian Terintegrasi dalam rangka menuju visi bali organik, bali clean dan bali mandara, ini kami banyak di bimbing oleh seorang PPL yang sangat baik diterima dihati Anggota kelompok kami, Beliau adalah : Bapak I Made Santiyasa, SP. beliau banyak memberi arahan dan bimbingan  agar kelompok kami maju dan berkembang, untuk itu salah satunya kami harus memulai dengan tertib Administrasi dalam kelompok, tersedianya kelengkapan administrasi pembukuan yang baik.  adapun buku-buku yang mesti dilengkapi Baik buku keuangan maupun buku  non keuangan. Dengan ini kami ingin berbagi kepada para petani yang baru membentuk kelompok tani (POKTAN) maupun GAPOKTAN, beberapa contoh Admisitra