Pejantan Sapi Bali
Pulau Bali dengan segala keunikannya, kecantikan dan keindahan alam bali serta keramah tamahan penduduk bali, dengan menyandang berbagai julukan seperti : Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, Morning of The World, Paradise Island, dan lain sebagainya merupakan wujud nyata dari indahnya alam bali dengan adat istiadat serta kebudayaan bali.
Di bali dengan segala keindahan pulau bali terkandung kekayaan alam khas bali seperti : Burung jalak Bali yang berhabitat di hutan Bali barat, Anjing Kintamani, Harimau Bali yang telah dinyatakan punah sejak tahun 1991 dan Sapi bali Sebagai Salah Satu Flasma Nutfah Asli Indonesia yang Ada di Pulau Bali.
SAPI BALI
Dinamakan Sapi bali karena Memang penyebaran populasi jenis sapi ini terdapat di pulau bali. Sapi Bali (Bos sondaicus) adalah merupakan salah satu bangsa sapi asli dan murni Indonesia, yang merupakan keturunan asli banteng (Bibos banteng) dan telah mengalami proses domestikasi yang terjadi sebelum 3.500 SM, dimana Sapi Bali asli mempunyai bentuk dan karakteristik sama dengan banteng. Hingga kini dalam bahasa bali Alus Nama Sapi Bali disebut "BANTENG" (*dalam Bahasa Bali ALUS) Oleh Orang-orang Bali.
Sapi Bali dikenal juga dengan nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos javanicus, meskipun sapi Bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus atau Bos indicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos.
Dilihat dari sejarahnya, Sapi merupakan hewan ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat petani di Bali. Sapi Bali sudah dipelihara secara turun menurun oleh masyarakat petani Bali sejak zaman dahulu. Petani memeliharanya untuk membajak sawah dan tegalan, serta menghasilkan pupuk kandang yang berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian.
Dalam perayaan agama Hindu, sapi dipakai dalam upacara “butha yadnya” sebagai caru, yaitu hewan korban yang mengandung makna pembersihan.
Sapi Gerumbungan
Lembu Petulangan pada upacara Ngaben
CIRI FISIK SAPI BALI
Perbadaan Sapi Bali Jantan dengan Betina
Secara fisik, sapi Bali mudah dikenali karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya, sehingga termasuk hewan dimoprhism-sex. Pada saat masih “pedet”, bulu badannya berwarna sawo matang sampai kemerahan, setelah dewasa Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin sejak umur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur 3 tahun. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi itu dikebiri, yang disebabkan pengaruh hormon testosterone.
- Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Kadang-kadang bulu putih terdapat di antara bulu yang coklat (merupakan bintik-bintik putih) yang merupakan kekecualian atau penyimpangan ditemukan sekitar kurang dari 1% . Bulu sapi Bali dapat dikatakan bagus (halus) pendek-pendek dan mengkilap.
- Ukuran badan berukuran sedang dan bentuk badan memanjang.
- Badan padat dengan dada yang dalam.
- Tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir
- Kakinya ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau.
- Pada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.
- Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam
- Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis sapi betina tumbuh ke bagian dalam.
KEUNGGULAN SAPI BALI
pedet sapi baliSapi Bali termasuk jenis yang disukai oleh para peternak karena dwiguna, disamping bisa sebagai sapi pekerja juga sapi pedaging, serta mempunyai banyak keunggulan seperti :
- Subur (cepat berkembang biak/ fertilitas tinggi)
- Mudah beradaptasi dengan lingkungannya,
- Dapat hidup di lahan kritis.
- Mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan.
- Persentase karkas yang tinggi.
- Harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat.
- Khusus sapi bali Nusa Penida, selain bebas empat macam penyakit, yaitu jembrana, penyakit mulut dan kuku, antraks, serta MCF (Malignant Catarrhal Fever). Sapi Nusa Penida juga dapat menghasilkan vaksin penyakit jembrana.
- Kandungan lemak karkas rendah.
- Keempukan daging tidak kalah dengan daging impor.
Dari berbagai kelebihan tersebut, Sapi Bali juga memiliki kelemahan walaupun hanya sedikit, diantaranya :
- Dapat terserang virus Jembrana yang menyebar melalui media “lalat”.
- Rentan terhadap Malignant Catarrhal Fever ,jika berdekatan dengan domba.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2004 dan Perda No 2/2003 yang melarang bibit sapi bali betina keluar dari wilayah provinsi ini. Dalam Menjaga Keutuhan genitik sapi bali Semestinya pembibitan sapi bali tidak boleh diluar pulau bali, akan tetapi diluar pulau bali telah banyak berkembang pembibitan sapi bali seperti di Sulawesi Selatan, Lombok, Pulau Timor dan menurut pemberitaan sapi bali telah dikembangkan di Luar Negeri Seperti Malaysia dan Australia, entah kenapa sapai Lolos keluar negeri...?, Ini merupakan Tanda Tanya Besar Dikepala Kita Semua..?
Dosa Siapa? Salah Siapa Kalo Qita jadi anak pengangon Sampi?
BalasHapus