I. MATERI PELATIHAN
Bahan Organik dan Pupuk Kandang
Bahan organik dan pupuk kandang adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang ternak atau unggas, jerami padi yang dikompos atau residu tanaman lainnya, kotoran pada saluran air, bungkil, pupuk hijau, dan potongan leguminosa.
Bahan organik atau pupuk kandang biasanya digunakan merata di seluruh sawah, dua atau tiga minggu sebelum dimasukkan ke dalam tanah selama persiapan lahan. Kadang-kadang jerami padi dikompos secara langsung di sawah.
Pupuk kandang dan sumber organik lainnya digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kadar bahan organik tanah,menyediakan hara mikro, dan memperbaiki struktur tanah. Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah.
Memadukan pupuk kandang dan pupuk organik
Sebaiknya penggunaan pupuk kandang organik dipadukan dengan penggunaan sumber hara anorganik sesuai keperluan. Hal ini memungkinkan petani menggunakan bahan organik atau pupuk kandang yang tersedia di pertanian dengan biaya rendah untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan hara dan meningkatkan kesuburan tanah bila diperlukan.
Penggunaan pupuk kandang organik yang tersedia di pertanian dapat mengembalikan hasil dan keuntungan yang tinggi bila dipadukan dengan pupuk anorganik, terutama pada lahan kering atau lahan sawah yang sakit. Bagaimanapun, seringkali tidak menguntungkan untuk membeli pupuk organik bahkan bila pupuk tersebut dijual sebagai pupuk organik campuran, yang merupakan campuran pupuk organik dan anorganik yang siap pakai.
II. PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DENGAN BAHAN DASAR LIMBAH PERTANIAN DAN PETERNAKAN
A. BAHAN-BAHAN :
1. Kotoran sapi setelah ditiriskan : 200 Kg
2. Limbah pertanian / Sampah Organik : Jerami, Sisa Pakan Ternak, Sekam, Dedaunan dll : @20 Kg (10%) dari Bahan Dasar
3. Air : 10 Liter
4. Gula / Molase : 5 Sendok Makan
5. Urea : 5 Sendok Makan
6. Larutan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) : 5 – 7 Sendok Makan
B. ALAT-ALAT :
1. APPO
2. Cangkul
3. Sekop
4. Plastik Penutup
5. Ember
6. Sarung Tangan
7. Sepatu Kerja
8. P3K
C. CARA MEMBUAT
1. Larutkan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) + Gula + Urea Kedalam Air, Aduk Hingga Merata, Kemudian Diamkan Selama 15-30 Menit.
2. Cacah Sampah Organik ( Daun, Jerami ) dengan Menggunakan APPO
3. Campur kotoran sapi + sekam, kemudian diaduk hingga merata.
4. Lapisan 1 di isi dengan sekam sebagai alas.
5. Lapisan 2 ditumpuk dengan Bahan Dasar yang telah dicampur setebal 15-20 Cm, kemudian siram dengan Larutan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) tadi.
6. Lapisan 3 di tumpuk dengan cacahan Bahan Organik yang telah dicacah tadi dengan Ketebalan 15-20 Cm, kemudian siram dengan Larutan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) tadi.
7. Lakukan proses 5 dan 6 berulang hingga bahan Habis.
8. Tutup tumpukan tersebut dengan Plastik Penutup hingga rapat. Dalam kondisi aerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu meningkat 35-40oC.
9. Lakukan Pengecekan Suhu setiap hari.
10. Pertahankan suhu Jangan Sampai Melebihi 55 oC. Bila suhu mencapai 50% atau Lebih dari 55oC, maka Pupuk Organik tersebut dobolak-balik agar udara masuk dan suhu turun.
11. Setiap 4-5 hari Lakukan Pengecekan dan Lakukan Pembalikan Pupuk Organik.
12. Lakukan Penutupan kembali dan Lakukan Pengecekan Proses No. 9, 10 dan 11. Sampai hari ke 21.
13. Jika Proses Komposting/Fermentasi Berjalan Normal, maka pada hari ke 21 proses fermentasi dianggap selesai dan dianggap jadi apabila berbau khas fermentasi, kering, dingin dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau busuk, maka Proses Komposting/Fermentasi dianggap gagal.
14. Pupuk Organik hasil Fermentasi didingikan untuk menurunkan suhu, dan siap dikemas untuk dipergunakan.
---------------------------------------------------------------
Download : Juknis Pembuatan Kompos ( Download )
---------------------------------------------------------------
Bahan organik dan pupuk kandang adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang ternak atau unggas, jerami padi yang dikompos atau residu tanaman lainnya, kotoran pada saluran air, bungkil, pupuk hijau, dan potongan leguminosa.
Bahan organik atau pupuk kandang biasanya digunakan merata di seluruh sawah, dua atau tiga minggu sebelum dimasukkan ke dalam tanah selama persiapan lahan. Kadang-kadang jerami padi dikompos secara langsung di sawah.
Pupuk kandang dan sumber organik lainnya digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kadar bahan organik tanah,menyediakan hara mikro, dan memperbaiki struktur tanah. Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah.
Memadukan pupuk kandang dan pupuk organik
Sebaiknya penggunaan pupuk kandang organik dipadukan dengan penggunaan sumber hara anorganik sesuai keperluan. Hal ini memungkinkan petani menggunakan bahan organik atau pupuk kandang yang tersedia di pertanian dengan biaya rendah untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan hara dan meningkatkan kesuburan tanah bila diperlukan.
Penggunaan pupuk kandang organik yang tersedia di pertanian dapat mengembalikan hasil dan keuntungan yang tinggi bila dipadukan dengan pupuk anorganik, terutama pada lahan kering atau lahan sawah yang sakit. Bagaimanapun, seringkali tidak menguntungkan untuk membeli pupuk organik bahkan bila pupuk tersebut dijual sebagai pupuk organik campuran, yang merupakan campuran pupuk organik dan anorganik yang siap pakai.
II. PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DENGAN BAHAN DASAR LIMBAH PERTANIAN DAN PETERNAKAN
A. BAHAN-BAHAN :
1. Kotoran sapi setelah ditiriskan : 200 Kg
2. Limbah pertanian / Sampah Organik : Jerami, Sisa Pakan Ternak, Sekam, Dedaunan dll : @20 Kg (10%) dari Bahan Dasar
3. Air : 10 Liter
4. Gula / Molase : 5 Sendok Makan
5. Urea : 5 Sendok Makan
6. Larutan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) : 5 – 7 Sendok Makan
B. ALAT-ALAT :
1. APPO
2. Cangkul
3. Sekop
4. Plastik Penutup
5. Ember
6. Sarung Tangan
7. Sepatu Kerja
8. P3K
C. CARA MEMBUAT
1. Larutkan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) + Gula + Urea Kedalam Air, Aduk Hingga Merata, Kemudian Diamkan Selama 15-30 Menit.
2. Cacah Sampah Organik ( Daun, Jerami ) dengan Menggunakan APPO
3. Campur kotoran sapi + sekam, kemudian diaduk hingga merata.
4. Lapisan 1 di isi dengan sekam sebagai alas.
5. Lapisan 2 ditumpuk dengan Bahan Dasar yang telah dicampur setebal 15-20 Cm, kemudian siram dengan Larutan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) tadi.
6. Lapisan 3 di tumpuk dengan cacahan Bahan Organik yang telah dicacah tadi dengan Ketebalan 15-20 Cm, kemudian siram dengan Larutan Decomposer ( Microorganisme Fermentasi ) tadi.
7. Lakukan proses 5 dan 6 berulang hingga bahan Habis.
8. Tutup tumpukan tersebut dengan Plastik Penutup hingga rapat. Dalam kondisi aerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu meningkat 35-40oC.
9. Lakukan Pengecekan Suhu setiap hari.
10. Pertahankan suhu Jangan Sampai Melebihi 55 oC. Bila suhu mencapai 50% atau Lebih dari 55oC, maka Pupuk Organik tersebut dobolak-balik agar udara masuk dan suhu turun.
11. Setiap 4-5 hari Lakukan Pengecekan dan Lakukan Pembalikan Pupuk Organik.
12. Lakukan Penutupan kembali dan Lakukan Pengecekan Proses No. 9, 10 dan 11. Sampai hari ke 21.
13. Jika Proses Komposting/Fermentasi Berjalan Normal, maka pada hari ke 21 proses fermentasi dianggap selesai dan dianggap jadi apabila berbau khas fermentasi, kering, dingin dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau busuk, maka Proses Komposting/Fermentasi dianggap gagal.
14. Pupuk Organik hasil Fermentasi didingikan untuk menurunkan suhu, dan siap dikemas untuk dipergunakan.
---------------------------------------------------------------
Download : Juknis Pembuatan Kompos ( Download )
---------------------------------------------------------------
MALAM MINGGU BACA ARTIKEL INI GALAU JADI HILANG
BalasHapusmohon info harga mesin pencacahnya dan dapat dibeli dimana, sukseme infonya
BalasHapusMesin Pencacah ini kami peroleh dari bantuan Distanak kabupaten Buleleng, bentuan yang di berikan berupa uang sejumlah 25 juta, ke rekening kelompok, kemudian ke 25 juta uang tersebut dibelikan 1 paket mesin pengolah pupuk sesuai juknis bantuan diantaranya terdapat mesin APPO, fermentor cair 1 dus, fermentor powder 1 zak, mesin press plastik, dan beberapa karung untuk fermentasi, untuk rincian per unitnya kami lupa harganya.
BalasHapus