Langsung ke konten utama

Limbah Biogas Sebagai Pupuk Organik

Berangkat dari berbaggai permasalahan nasional yang sering menjadi isu nasional saat ini seperti : Krisis energy, penggundulan hutan dan  kelangkaan pupuk yang sering  terjadi dan langsung bersentuhan dihadapi oleh para petani, maka kedepan setidaknya petani tidak lagi ketergantungan dengan pupuk kimia buatan, petani mengurangi ketergantungan dengan energi BBM yang semakin langka, tidak lagi menggunduli hutan untuk bahan bakar memasak, serta petani kedepan harus mampu kreatif dan berdaulat.

Kedualatan petani yang saya ketahui adalah petani tidak lagi tergantung pada produsen suatu merk pupuk dan pestisida kimia, mereka mampu memanfaatkan potensi dilingkungan yang tersedia untuk menjawab kebutuhan usaha pertanian mereka.

Dalam jangka waktu yang lama, praktek budidaya pertanian di Bali umumnya masih secara konvensional atau dengan kata lain masih menggunakan pupuk dan pestisida kimia yang didapat petani dengan cara membeli, namun seiring waktu kebutuhan dan ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia mulai dirasakan oleh sebagian besar petani khususnya anggota Kelompok Ternak Pucak Manik, besarnya biaya produksi yang harus dipenuhi petani disaat menjalakan usaha pertaniannya semakin menambah keterpurukan ekonomi keluarga petani, menurunnya produktifitas lahan akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia menambah kesulitan tersebut, sehingga wajar apabila banyak ditemukan lahan sawah dibiarkan terbengkalai di Bali, bahkan lebih memungkinkan untuk dialih fungsikan menjadi Bangunan pertokoan.
 
Kelompok Ternak Pucak Manik sebagai Kelompok Tani Ternak Sapi Bali, yang merupakan salah satu proyek percontohan Pemerintah Provinsi Bali dalam sistem pertanian terpadu/terintegrasi (SIMANTRI), Semenjak Kelompok Memanfaatkan Biogas sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak dan lampu penerangan di kandang koloni, Keberadaan Biogas sangat dirasakan sekali manfaatnya oleh segenap anggota kelompok, selain anggota memanfaatkan biogas untuk memasak, Lampu penerangan, anggota kelompok juga memanfaatkan limbah Outlet biogas sebagai pupuk organik cair. Berawal dari kreatifitas, rasa ingin tahu anggota kelompok ternak Pucak Manik, sebelum diselenggarakannya pelatihan oleh pihak penjual Unit Biogas ke kelompok, anggota lebih dahulu telah mengaplikasikan limbah biogas ini pada tanaman mereka, seperti : cabe, tanaman durian, tanaman mangga, kacang-kacangan dan bahkan padi serta Tanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) berupa Rumput Gajah/ Rumput Raja, Limbah Biogas (slurry) baik yang padat maupun yang cair yang merupakan limbah sampingan biogas yang menjadi pupuk kompos sebagai bahan nutrisi yang dibutuhkan bagi tanaman pertanian. 

Anggota Kelompok yang pertama kali mengaplikasikan limbah biogas ini adalah : I Gusti Putu Artha Yasa, bapak Gusti awalnya melihat pertumbuhan rumput gajah yang ada disekitar unit biogas ini pertumbuhannya lebih bagus dibandingkan dengan pertumbuhan rumput yang lainya, Beliau terheran sebab selama ini bila tanaman yang bersentuhan langsung  dengan kotoran sapi yang belum difermentasi maka tanaman bisa mati, menurut beliau dan cerita para petani, "Kotoran sapi yang belum difermentasi bersipat panas". akhirnya beliau mencoba-coba menyiramkan limbah biogas ini pada tanaman cabe miliknya, hasilnya pertumbuhan tanaman malah semakin bagus, dan kelihatan lebih sehat, berbunga dan berbuah dengan lebat. Berangkat dari pengalaman tersebut para petani anggota kelompok ternak pucak manik semakin tertarik dan lebih giat memanfaatkan pupuk gratis ini pada tanaman milik petani.

Percobaan yang telah dilakukan oleh para petani kelompok ternak pucak manik yang baru berlangsung beberapa bulan ini menunjukkan hasil yang sangat bagus, tanaman yang telah dipalikasikan pupuk organik dari limbah biogas ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat bagus, hasilnya hampir sama dengan penggunaan pupuk kimiawi.

Saat ini setiap hari anggota kelompok ternak pucak manik membawa jirigen untuk mengambil limbah cair biogas ini dan kemudian diplikasikan langsung dengan cara menyiramkan limbah cair biogas ini pada tanaman petani. Tanaman Cabe, kacang-kacangan yang awalnya pertumbuhannya tidak sehat setelah disiram dengan pupuk dari limbah biogas ini menjadi lebih subur dan buahnya besar-basar dan lebat, Tanaman mangga dan Durian yang awal pertumbuhannya kerdil setelah disiram dengan limbah biogas ini kini tumbuh pucuk-pucuk dan daun yang sehat. Hal ini merupakan salah satu bukti  bahwa penggunaan pupuk organik jauh lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan pupuk kimia. Hipotesa petani di kelompok ternak pucak manik saat ini, penggunaan pupuk cair akan jauh lebih cepat diserap oleh tanaman. pengaplikasian ini kedepan perlu dilakukan penelitian oleh anggota kelompok dengan didukung oleh pemerintah, dengan membangun demplot-demplot sebagai sarana uji coba langsung oleh para petani dengan berbagai metode aplikasi pemupukan, jenis pupuk organik (padat/cair), pengujian kandungan unsur makro dan mikro sehingga mempunyai data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Rencana Kedepan semoga kami bisa mewujudkan penelitian kami dalam rangka mendukung program gubernur bali menuju bali organik, bali green dan bali clean, untuk itu mohon doa dan dukungannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Alat Tradisional Pertanian

Pulau Bali, pulau kecil munggil nan unik dengan segala keindahan panorama alam nya, dengan keunikan budayanya telah berhasil memikat hati para wisatawan di dunia. Berbicara soal keindahan panaroma Alam Bali, Keunikan Budaya Bali dan Pesatnya Pariwisata Bali kita tidak bisa terlepas dari sebuah dunia yang disebut Pertanian Bali. Pertanian di bali memiliki pertalian yang erat antara Budaya, Agama, Alam Bali dan Pariwisata di Bali. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri. Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas  mengenai alat

BIODYNAMIC FARMING = ORGANIK PLUS

Kemaren habis keja Keras, bangun pagi pun telat, lalu stel TV chanel NHK, Tiba-tiba Dwee...ng, dapet info pertanian BIODYNAMIC FARMING , Luar biasa...! bagi petani seperti saya yang sama sakeli belum mengenal dunia pertanian secara utuh. Paman Google Bekerja saat itu juga, dapetnya info berbahasa inggris, akalpun datang...! Twing..! Twing...! Paka bantuan Translate, walaupun belepotan tapi kanggoin aja yang penting tau sedikit-sedikit mengenai BIODYNAMIC FARMING. Tulisan ini kami kutip dari berbagai sumber, mudah-mudahan berguna bagi kita semua.   BIODYNAMIC FARMING Secara Etimologi Istilah BIODYNAMIC berasal dari 2 suku kata yakni BIO dan DYNAMIC , yang kedua suku kata tersebut diambil dari bahasa yunani. BIO atau BIOS yang Berarti Hidup dan DYNAMIC atau DINAMIS yang berarti Energi atau Kekuatan Pendorong. Jadi Biodynamic merupakan kombinasi dari praktek biologis dan dinamis.

Administrasi Kelompok Tani / Gapoktan

Bagi Kami pada awal-awal pendirian Kelompok Ternak Pucak Manik sebagai Kelompok Tani Ternak Sapi Bali , yang merupakan salah satu proyek percontohan Pemerintah Provinsi Bali dalam sistem pertanian terpadu / Sistem Pertanian Terintegrasi yang di bali lebih dikenal dengan istilah SIMANTRI yakni Sistem Management Pertanian Terintegrasi dalam rangka menuju visi bali organik, bali clean dan bali mandara, ini kami banyak di bimbing oleh seorang PPL yang sangat baik diterima dihati Anggota kelompok kami, Beliau adalah : Bapak I Made Santiyasa, SP. beliau banyak memberi arahan dan bimbingan  agar kelompok kami maju dan berkembang, untuk itu salah satunya kami harus memulai dengan tertib Administrasi dalam kelompok, tersedianya kelengkapan administrasi pembukuan yang baik.  adapun buku-buku yang mesti dilengkapi Baik buku keuangan maupun buku  non keuangan. Dengan ini kami ingin berbagi kepada para petani yang baru membentuk kelompok tani (POKTAN) maupun GAPOKTAN, beberapa contoh Admisitra